Pages

Sabtu, 01 Agustus 2015

Cream Soup Labu Kuning

1 Agustus 2015

Labu kuning mengekerut dalam lemari es yang harus segera diselamatkan.  Dua minggu lebih si Labu meringkuk kedinginan karena ditinggal mudik ibu suri.

Pernah mencicipi satu mangkuk hangat kurbish cremme suppe di Christophorus Haus Goettingen.  Kayaknya enak nich mencoba membuat cremme suppe atau cream soup labu.


Malas membuka buku catatan masak yang dibuat waktu di Goettingen dulu.  Resep dicari saja melalui internet.  Referensi resep dari Youtube, blognya orang Jerman dan Sajian Sedap.  Dari ketiganya diambil intinya lalu di cream soup dibuat sesuai bahan yang ada di dapur.


Tidak punya bahan seperti sahne atau fresh cream, diganti dengan Anchor cream cheese yang kebetulan ada stoknya di dapur.  Bahan pendukung tidak penting seperti peterseli dan bacon tidak masalah tidak dipakai.


kurbis cremme suppe yang enakkkkk


Cream Soup Labu Kuning

Bahan yang diperlukan

700 g labu kuning yang sudah dikupas kulitnya
100 g kentang yang sudah dikupas kulitnya
1 buah bawang bombai besar
3 siung bawang putih
20 g margarine
1000 ml air
1 sdt garam
1 jumput merica bubuk
100 g Anchor cream cheese

Cara Membuat

1. Tumis bawang bombai dan bawang putih dengan margarine hingga layu.

2.  Masukkan labu, kentang dan 1 liter air.  Masak hingga labu dan kentang empuk.  Tambahan garam, merica bubuk dan cream cheese.

3.  Hancurkan labu dkk dengan stabmikser atau mikser tangan hingga halus.  Didihkan kembali cream soup.

4.  Crem soup labu kuning siap disantap...


Hancurkan labu dkk dengan mikser tangan


Komentar Rasa...
Dari referensi resep, paling mengikuti resep dari blognya orang Jerman.  Bahan sederhana saja tapi rasa luarrrr biasa... Enakkkkk...


###
Ikutan lomba mengarang yang diselenggarakan tabloid Sajian Sedap.  Link lomba disini, masih ada waktu hingga 31 Agustus 2015.  Bisa ikutan nich yang mau dapat hadiah...

Cerita yang dikirim tentang cream soup ini... berikut ceritanya...

Sebagai ‘full home mommy’ ingin selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan suami, termasuk dalam hal masak-memasak.  Memasak sendiri, menu dibuat bervariasi agar keluarga tidak bosan.  Terkadang mati gaya saat akan beraksi di dapur.  Tidak ada lintasan ide sedikitpun di kepala.  Pekerjaan rumah lain sudah menunggu, tidak bisa dibiarkan termenung berlama-lama di dapur.  Untung ada Wifi di rumah, segera mengambil tablet dan membuka chanel favorit, resep-resep http://www.sajiansedap.com.

Seperti hari ini, ada labu kuning di lemari es.  Labu sudah agak mengkerut karena tersimpan manis lebih dari 2 minggu.  Sebelum mudik lebaran membeli labu kuning di pasar.  Baru dimasak ½ bagian, sudah harus mudik ke rumah orang tua dan ibu mertua di Jateng.  Si labu pun terpaksa beristirahat dulu menunggu ratu dapur beraksi. 

Saat mati gaya tidak ada ide, teringat dulu pernah makan cream soup di kota Goettingen Jerman.  Saat itu TK si kecil mengadakan perayaan Halloween.  Anak-anak berjalan membawa lampion keliling kompleks di sekitar gedung sekolah.  Sebelum pawai dimulai, guru dan beberapa murid membuat drama kecil yang menceritakan sejarah pawai lampion.  Al kisah ada seorang kesatria baik hati.  Kesatria ini sering berkeliling melihat-lihat kondisi negerinya. Kesatria berkeliling sambil menunggang kuda di sore hari.  Daun-daun berguguran dan hembusan udara dingin dirasakan oleh kesatria.  Di ujung jalan dilihatlah bapak tua meringkuk kedinginan.  Tidak ada mantel yang menghangatkan bapak tua.  Segera kesatria memberikan mentel hangat untuk bapak itu. Tidak dinyana juga ternyata disamping kedinginan, bapak tua juga kelaparan.  Kesatria pergi lalu kembali lagi memberikan pertolongan.  Tidak hanya kali itu saja kesatria berkeliling negeri di sore hari melihat kondisi negerinya.  Kesatria selalu berkeliling dan menolong orang lain di sepanjang hidupnya.  Nah untuk memberikan penghormatan kepada kesatria tersebut, maka masyarakat membuat  acara pawai di sore hari sambil membawa penerangan lampion. Mereka ingin generasi muda meneladan sifat penolong seperti yang dicontohkan oleh kesatria.

Setelah lelah berjalan mengelilingi kompleks, rombongan anak-anak didampingi oleh orang tua masing-masing tiba kembali di sekolah.  Panitia menerangi halaman belakang TK dengan puluhan lilin.  Api unggun pun dinyalakan untuk menghangatkan udara dingin musim gugur.  Di teras sekolah terdapat panci besar dan aneka minuman.  Ternyata panci besar itu berisi cream soup labu kuning.  Orang tua dan anak-anak yang ingin mencicipi dapat membeli satu mangkuk hangat soup seharga 1 Euro.   Dana yang terkumpul nantinya akan didonasikan.

Satu mangkuk cream soup warna kuning yang masih panas mengepul.  Labu diblender halus sehingga sekilas seperti bubur.  Sendokan pertama diangkat lalu dicicipi.  Ehmm.... rasa gurih, sedikit manis, lembut soup lewat manis di mulut.  Tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk mengunyah.  Orang-orang menikmati soup sambil duduk berkeliling di sekitar api unggun.  Sendokan panas pertama soup dengan cepat menjadi sendokan hangat kemudian dingin karena udara musim gugur yang dingin menggigit.

Ingin bernostalgia mengingat masa lalu.  Dan labu kuning yang sudah mulai mengkerut pun disulap menjadi cream soup.  Tidak lupa membuka resep di http://www.sajiansedap.com/recipe/detail/14171/pumpkin-cream-soup.  Ada beberapa bahan yang disebutkan resep tidak ada di dapur: cooking cream, peterseli, beef bacon.   Bahan tersebut bukan bahan utama, diakali menggunakan bahan lain yang ada saja.  Dan hasilnya emhhhmmmm... cream soup labu kuning yang sama enak seperti dimakan di Christophorus Kindergarten Goettingen Jerman.   


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar