![]() |
Masakan saya untuk party kelulusan di departemen Pemuliaan Tanaman Uni Goettingen |
3 Juni 2014
Cerita di tanggal 23 Mei 2014
Wisuda lulusan IPAG (International PhD Program for Agricultural Science Goettingen Univ) dilakukan di gedung Fakultas. Selanjutnya wisudawan diarak menuju patung Ganselisel. Patung Ganselisel adalah patung perempuan muda membawa angsa di tengah kota Goettingen. Sudah menjadi tradisi, lulusan S3 Uni Goettingen meletakkan karangan bunga lalu mencium patung. Saat wisudawan memanjat patung, tidak lupa teman-teman kampus melempar balon berisi air. Wisudawan dijamin basah kuyup. Untungnya saat prosesi tersebut matahari bersinar terik. Jadi mungkin mereka tidak terlalu kedingingan.
Setelah prosesi mencium patung dilanjutkan acara party di masing-masing jurusan, termasuk jurusan si mas di departemen pemuliaan tanaman. Ada 3 orang yang berhasil lulus: dari Indonesia, Mesir dan Jerman.
Saat party tersebut kami membawa masakan Indonesia. Teman yang dari Mesir dan Jerman juga membawa masakan tradisional mereka. Saat acara party tersebut lumayan banyak yang hadir. Satu ruangan penuh. Hidangan yang dibawa pas jumlahnya.
Memasak porsi besar dalam acara party kelulusan tersebut termasuk pengalaman baru bagi saya. Ehm maksudnya porsi besar menurut saya. Benar-benar masakan dikerjakan sendiri. Memasak porsi besar tidak sama dengan memasak untuk 4 orang. Ada sensasi sendiri: deg-degan bagaimana dengan hasilnya, capeknya lumayan, takaran bumbunya sesuai atau tidak dll.
Tapi...alhamdulillah sudah terlewati acara tersebut dan tinggal menuliskan pengalaman di blog ini. Masakan yang saya bawa lumayan sukses habis. Ada teman si mas yang minta resep bumbu kacang sate, enak katanya.
![]() |
Wisudawan IPAG diarak menuju centrum |
Jenis masakan yang dibuat kemarin:
1. Satu panci bakso, daging (sapi+ayam) sekitar 2,5 kg
2. 110 tusuk sate ayam, daging sekitar 2,5 kg
3. 4 kali porsi mie homemade
4. Lontong dari 500 g beras
5. 4 kali porsi kulit pangsit goreng
6. 1 panci sedang bumbu kacang untuk sate ayam
7. 1 toples acar.
Jelas jika semua masakan dikerjakan dalam satu hari, tidak akan cukup waktu dan tenaga. Pekerjaan sudah dipersiapkan sejak 3 hari sebelum hari H.
H-3: membuat kulit pangsit goreng yang pertama dikerjakan. Setelah kulit pangsit digoreng segera di masukkan dalam plastik lalu di segel panas. Jadi yakin betul tidak ada udara keluar masuk sehingga kulit pangsit tetap crunchy.
H-2: membuat mie homemade. Mie tersebut kemudian dikeringkan dan dimasak di hari H. Ternyata ada masalah. Tapi dengan begitu jadi punya pengalaman cara mengeringkan mie homemade yang baik dan benar.
H-1: Memasak lontong, membuat bakso dan malamnya memotong ayam sate kemudian disimpan di lemari es
H: membuat kuah bakso, menusuk sate setelah dilakukan proses pengukusan, membuat acar, memasak mie kering. Bagi saya ada masalah juga dengan proses membuat sate dengan proses kukus. Masalah adalah guru yang sempurna.
Kunci sukses membuat kuah bakso adalah kuah kaldu harus diinapkan satu malam. Daging atau tetelah dimasak hingga mendidih, biarkan mendidih selama 30 menit dengan api sedang. Matikan api, tutup rapat panci, kuah tidak diganggu (diambil dll) hingga esok hari saat akan digunakan.
Untuk bumbu kuah, saya menggunakan resep yang diajarkan mbak Tini Sumartini. Bumbu utama kuah bakso adalah bawang putih. Saya lupa menimbang alias menggunakan ilmu kira-kira. Bawang putih dipotong tipis, digoreng lalu diblender halus.
Sate yang dicoba kemarin dengan metode dikukus baru dibakar dengan bara api saat acara. Hanya saja saya belum puas dengan hasilnya. Rasa sate kurang "nendang". Proses pengukusan bagi saya repot, tidak punya kukusan besar, kemudian kaldu ayam jadi hilang. Rasa daging ayam "sepo". Pengalaman adalah guru sejati. Dengan melalui proses salah akan faham betul proses membuat sate. Selanjutnya dicari cara lain mendapatkan sate sempurna dan mudah dibuat.
Saya tidak menganjurkan meniru cara yang telah dicoba. Saya hanya menuliskan langkah yang kemarin dicoba. Kemarin bumbu yang dicoba tidak ditimbang terlebih dahulu.
Malam hari daya ayam dipotong dadu kemudian diletakkan dalam wadah. Dada lalu dibumbui dengan garam, merica bubuk, bawang putih segar parut, mentega cair, minyak olive dan biji wijen.
Pagi hari daging dikukus. Karena tidak punya kukusan besar, panci besar diberi air, diberi ganjal kemudian dada diletakkan dalam wadah. Dada dikukus sampai berubah warna menjadi putih. Mudah ditulis tapi luar biasa sulit dikerjakan. Tidak efisien, tangan terkenal panas saat mengambil dada yang sudah berubah warna.
Dada ayam lalu ditusuk dengan tusuk sate, diolesi dengan margarine cair. Mungkin juga saya kurang banyak memberikan olesi margarine cair, sehingga satenya cenderung kering. Sate kemudian dibakar lagi dengan bara saat ada acara party.
Teman makan sate ayam adalah kuah kacang. Kuah kacang menggunakan peanut butter. Bumbu tidak ditakar sebelumnya..
Teman mas Edy bilang, "kuah kacangnya enak". Beliau ini orang Jerman. Kemarin rasa kuah kacang cenderung "mild" disesuaikan dengan lidah orang Jerman yang tidak suka pedas dan terlalu berempah. Bumbu yang tepat sasaran. Tapi kalau resep tersebut untuk orang Indonesia, mungkin akan terasa kurang mantap rasa dan pedasnya..
![]() |
Grillen sosis dan sate ayam |
3. Membuat Mie
Membuat kesalahan besar dalam membuat mie homemade. Tapi.....kesalahan adalah guru terbaik. Membuat mie dilakukan 3 hari sebelum hari H. Mie dikeringanginkan, untuk direbus pas di hari H. Maksud hati agar pekerjaan ringan, eh...ternyata salah. Pekerjaan bukannya ringan malah lebih berat.
Kesalahan yang dilakukan...
Memipihkan adonan mie dinomor 4. Hasil mie setelah direbus gendut. Mie kemudian ditata di wadah. Saya salah menata mie. Mie diletakkan begitu saja. Ternyata setelah kering, mie menggumpal. Saat mie dimasak dalam air mendidih, mie tetap menggumpal. Tentu saja mie tidak bisa dimakan donk...hiks..
Hal yang seharusnya dilakukan. Tata mie diwadah lebar tanpa bersentuhan satu sama lain. Jadi setelah kering si mie tetap terpisah. Jika membuat mie dalam jumlah banyak pasti akan memakan tempat. Waktu yang diperlukan untuk mematangkan mie gendut dari mentah menjadi matang memakan waktu lama. Repot dan tidak efisien....
Ada 2 lembar adonan yang sempat dipipihkan lebih tipis di nomor 5. Mie diletakkan begitu saja di wadah. Setelah kering angin, mie menggupal. Setelah direbus, ternyata mie ini berhasil tidak menggumpal.
Jadi sebaiknya...
Jika terpaksa harus mengeringanginkan mie homemade, sebaiknya mie dipipihkan sampai nomor 5. Oh iya skala di mesin hingga no 6. Tata sebisa mungkin agak jarang tidak lengket satu sama lain.
![]() |
Mie kering angin yang menggumpal dan gagal menjadi mie |
![]() |
Mie gagal karena menggumpal |
4. Membuat Lontong
Membuat lontong terbilang tidak ada kesulitan. Lontong bisa padat, berwarna putih. Beras untuk lontong menggunakan merk Bon Ri di supermarket ALDI, harga 45 cent per pakung 500 g. Merk ini rekomend sekali untuk dibuat lontong
Lontong yang dibawa kemarin tidak habis. Mungkin yang hadir sudah kenyang dengan mie, nasi Mesir dan kue-kue lain.
![]() |
Lontong yang "perfect" sempurna |
![]() |
Merk beras untuk lontong rekomend di Jerman |
![]() |
Naik traktor untuk diarak ke centrum Goettingen |
![]() |
Mecium patung Ganselisel plus kena lempar balon air |
![]() |
Party kelulusan 3 orang wisudawan dari Pemuliaan Tanaman |
![]() |
Arak-arakan lulusan IPAG Uni Goettingen |
Terima kasih teman-teman Goettinger...kalian pasti akan selalu di rindu dan di hati |
makasih mbak Sat udah sharing pengalamannya...resep baksonya kali ini gak pake telur ya mbak?
BalasHapusTerima kasih sudah selalu menengok blog ini mbak Dina... Iya mbak Dina, bakso tidak pakai telur. Waktu itu kan percobaan membuat bakso diisi telur, terus teman-teman di rumah malah serem gitu lihat bakso kegedean. Jadi membuat bakso yang mudah dan bisa saja...
HapusMbak mau tanya...klo mau ngungkep ayam utk di goreng dalam jumlah banyak...adakah cara yg praktis....mhn pencerahan....
BalasHapusMbak Rahayu...mau tanya..cara mudah/praktis buat ngungkep ayam dalam jumlah banyak bagaimana ya....buat bikin Ayam Goreng..Suwun...mhn pencerahan....
BalasHapus.
Waduh nich ...ngasih tahu juragan katering ya mas Benny Rahmawan. Saya tentu kalah pengalaman tentunya.
BalasHapusPernah dapat tugas membuat rendang dari 6 kg daging, untuk acara PPI Goettingen. Waktu itu hanya punya 1 wajan besar dan 1 buah panci besar. Nah.. daging yang dimasak dengan wajan, berbentuk sewajarnya rendang. Sedangkan daging yang dimasak dengan panci, hancur. Ini mah bukan rendang tapi jadi abon. Btw daging sapi (halal tentunya) di Goettingen itu empuk, baru dimasak sebentar saja sudah empuk.
Nah...saya membuat analogi yang sama. Mengungkep ayam sebaiknya menggunakan wajan yang diberi tutup. Ayam yang diletakkan di wajan akan mudah dibolak-balik biar bumbu dan masak merata. Selain itu permukaan wajan lebar sehingga air mudah menguap, ayam cepat kering, sehingga saat digoreng minyak tidak 'mletik-mletik' ke mana-mana.
Sebaiknya sih jangan menggunakan panci. Saat membalik ayam sepertinya repot dan ayam bisa rusak..
Demikian mas Benny.....