13 Januari 2015
panci presto |
Menuangkan pengalaman pekerjaan dapur di blog.
Mantap nich ya jaman presiden Jokowi. Semuanya kebutuhan hajat hidup naik mulai dari bensin, listrik, gas, tarif pesawat murah. Imbas dari kenaikan bahan tentu saja menaikkan harga jual barang-barang kebutuhan rumah tangga lain.
Jadi nyesel dech milih Jokowi. Waktu pemilihan presiden kemarin bimbang antara memilih Prabowo atau Jokowi. Prabowo didukung partai berbasis Islam, wah bisa dipercaya nich. Tapi melihat figur calon presidennya, Probowo, agak tidak kenal dan kurang dapat menyakinkan diri saya. Sebaliknya Jokowi, secara figur sering diliput media, bisa dipercaya nich citra diri untuk kemajuan Indonesia. Sebaliknya, partai pendukung dibelakang Jokowi itu tidak sesuai dengan hati. Akhirnya, Pplihan dijatuhkan pada Jokowi dengan pertimbangan figur yang menurut pilihan naif saya lebih baik. Berharap figur ini bisa menjadikan Indonesia lebih baik
Ah ternyata, kebijakan presiden baru jauh dari yang diharapkan. Ada baiknya memang tidak hanya melihat figur tapi melihat juga siapa yang ada dibalik sang figur. Beberapa kebijakan pemerintah sekarang tidak berfihak pada Islam. Mata rupiah melemah terhadap dolar. Disamping itu, yang langsung dirasakan keuangan keluarga, semua harga naik....
Ibu rumah tangga, bisa apa dengan semua kebutuhan dapur yang harganya beranjak naik?! Menentang kebijakan? Demo? Wah itu sih terlalu tinggi. Susah dilakukan.
Hal yang paling mudah dan bisa dilakukan paling dengan mengatur tata kelola dapur. Tata kelola yang ingin dibahas tentang menghemat kebutuhan gas elpigi.
Cerita sedikit tentang harga gas ini. Awal berumah tangga tahun 2001 silam, harga tabung gas 12 kg Rp 18.000,00 Hingga Januari 2015 ini harga menjadi Rp 150.000,00. Dari sini timbul pertanyaan, tapi tidak bisa jawab dan belum tahu jawabannya. Nilai mata uang rupiah itu tidak stabil nilainya ya? Apakah nilai uang Rp 18.000 14 tahun silam itu sama dengan nilai uang Rp 150.000,00? "Au ah gelap teu teurang abdi mah," ungkapan dulu saat masih indekost dengan temen-teman asal Bandung.
Terus.....bagaimana cara menghemat gas?
1. Menggunakan panci presto.
Pengalaman 3 bulan kemarin menggunakan panci presto untuk memasak, gas 12 kg habis dalam kurun 1,5 bulan hingga 2 bulan. Catatan kebutuhan masak untuk 4 orang. Saat pesanan cake lumayan gas habis setelah 1,5 bulan. Sedangkan gas kalau hanya untuk memasak kebutuhan sendiri habis setelah 2 bulan.
Memasak ayam hingga tulangnya lunak membutuhan waktu 20 menit dengan api sangat kecil. Demikian juga, melunakkan daging hingga mudah dikunyah, butuh waktu 20 menit dengan api sangat kecil.
Merebus jagung, kacang hijau, kentang, sayur nangka dibutuhkan waktu hanya beberapa menit tergantung kebutuhan. Panci presto dapat digunakan untuk memasak sayuran, sphagetti, telur tapi tidak tutupnya tidak usah digunakan. Waktu itu pernah mencoba memasak sphagetti dengan tutup presto. Setelah air mendidih panci ditutup lalu dikunci. Hanya hitungan 2 menit, api dimatikan. Panci presto ini tutupnya tidak bisa dibuka hingga uap panasnya hilang. Setelah uap panas hilang, panci dibuka, ehhhh ternyata sphagetti menjadi terlalu lembek tidak al dente lagi. Al dente adalah sphagetti matang tapi masih ada titik putih ditengahnya. Cara memasak sphagetti yang benar cukup sampai al dente.
Panci presto ternyata bisa juga digunakan untuk mengukus. Waktu yang dibutuhkan tentu saja menjadi jauh-jauh lebih singkat dibandingkan perlakuan kukus biasa. Panci presto yang dibeli tidak dilengkapi fasilitas untuk mengukus. Bagaimana nich cara mengakalinya? Caranya panci diisi air, diletakkan bahan untuk menyangga wadah, lalu makanan dikukus dengan waktu sesuai kebutuhan. Hasilnya mantap. Pepes ayam matang dibutuhkan waktu 20 menit dengan api sangat kecil. Demikian juga saat mengukus labu, hanya dibutuhkan waktu 10 menit dengan api sangat kecil.
cara mengakali mengukus dengan panci presto |
Cara kerja panci presto
Panci presto cepat mematangkan bahan makanan, karena panas dari api ditahan dalam panci. Tidak ada uap panas yang terbuang sia-sia.
2. Jika harus mengukus dengan kukusan biasa, beri pemberat pada tutup panci hingga uap panas yang terbuang sia-sia dapat diminimalisir. Dengan begitu waktu kukus dapat diperpendek dengan catatan kue atau makanan sudah matang.
Tutup kukusan diberi pemberat batu agar uap panas tidak terbuang sia-sia |
3. Nyalakan api jangan melebihi pantat panci. Api yang menjalar-jalar hingga dinding panci tidak terlalu bermanfaat untuk memanaskan bahan. Energi panas hanya terbuang percuma.
4. Gunakan panci dengan bahan berkualitas baik dan jika perlu selalu tutup agar uap panas tidak terbuang sia-sia.
Sedikit cerita menghemat gas di dapur. Jika ditilik untuk menghemat gas diperlukan modal besar ya. Modal untuk membeli panci presto dan panci berkualitas baik. Tapi hidup adalah pilihan teman. Dan saya sangat percaya dengan pepatah, "ono rupo ono rego" atau ada rupa ada biaya. Peralatan dapur dengan kualitas baik membuat bekerja di dapur menjadi nyaman dan menyenangkan.
Ujung-ujungnya...
"mas beliin panci baru merk WMF"
"Panci untuk memasak sayur sudah jelek nich"
Heheheheheh....
*beranimintalewatblogtidakberanimintalangsung*
***
Tidak ada komentar: